Terpopuler:

Menyelami Kemurnian Khadijah dan Fatimah

29 Desember 2019 - Kategori Blog

Khadijah dan Fatimah adalah dua insan yang dijamin masuk surga. Karena kemuliaannya dalam menjaga kehormatan dan keikhlasannya dalam mengabdikan diri menjadi seorang istri dan ibu. Pernikahan Rasulullah dengan Khadijah telah membentuk keluarga teladan pertama berasas Islam. Sepasang suami istri yang saling pengertian dan menghargai. Menumbuhkan keharmonisan berlandaskan cinta dan keikhlasan.

Khadijah adalah “tempat berlindung” Rasulullah. Dari Khadijah, beliau memperoleh keteduhan hati. Keceriaan wajah istrinya senantiasa menambah semangat dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarluaskan agama Allah ke seluruh penjuru dunia. Khadijah pun tidak memperhitungkan harta bendanya yang habis digunakan dalam perjuangan ini (hal 70).

Kesetiaan Khadijah bukan sekadar kecintaan pada suaminya, akan tetapi semua karena Allah. Segala pengorbanannya adalah ikhlas untuk mencari ridho suami dan Rabb-Nya dalam suka dan duka. Khadijah meyakini bahwa kesetiaannya akan membawa keberkahan dalam berumah tangga.

Begitupun ketika Khadijah menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Khadijah mendidik anak-anaknya dengan tangannya sendiri. Ia khawatir jika diserahkan kepada pembantunya, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan nantinya. Karena Khadijah mempunyai cita-cita dan harapan bagi putra-putrinya kelak.

Anak-anak yang lahir dari rahim Khadijah adalah anak-anak yang shaleh. Keturunan Rasulullah merupakan insan yang senantiasa taat melaksanakan perintah Allah (hal 77). Karena semua dibangun dari jiwa-raga yang terjaga kesuciannya.

Cobaan terberat Rasulullah adalah wafatnya Khadijah. Khadijah bagai cermin dari sejarah panjang perjuangan dakwah Islam. Segala rintangan selalu dihadapi bersama. Mereka menjalani rumah tangganya dalam naungan cinta dan kemesraan.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Khadijah dan Fatimah. Fatimah adalah seorang putri terakhir Rasulullah dan Khadijah. Seorang putri yang dididik dalam rumah kenabian yang suci. Setelah menikah, Fatimah tampil sebagai seorang istri yang setia mendampingi suaminya dalam segala keadaan. Ia seorang pendidik terbaik dalam membesarkan anak-anaknya. Allah telah menikahkan Ali dan Fatimah di langit, sebelum Rasulullah menikahkan mereka berdua di bumi. Kabar gembira yang disampaikan melalui Malaikat Jibril pada Rasulullah.

“Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah menyuruhku agar aku menyuruhmu menikahkan Ali di bumi dengan Fatimah, dan agar engkau memberi kabar gembira kepada mereka berdua dengan akan lahirnya dua orang anak yang bersih, pandai, suci, baik, dan paling utama di dunia dan akhirat” (hal 66-67).

Kehidupan rumah tangga buah pendidikan dari madrasah Rasulullah dan Khadijah, menjadikan rumah tangga Fatimah dan Ali hidup rukun, serasi, dan saling mencintai. Kehidupan Fatimah dan Ali sangatlah sederhana, bahkan sering kekurangan. Namun, mereka bisa menjadikan keluarganya tetap bahagia hingga akhir hayat.

Selama Ali pergi berjihad, Fatimah mengambil alih tugas mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak. Fatimah tidak pernah mengeluh. Fatimah merasa puas dan merasa senang karena bisa mengurus rumah, membesarkan anak, mendidik, dan menjaga kesucian mereka (hal 84). Sepeninggal Fatimah pun menjadi kesedihan mendalam bagi Ali.

“The Golden Stories of Khadijah” dan “The Golden Stories of Fatimah” akan membuat pembaca merenungi setiap kisah keduanya. Kisah rumah tangga nan agung terbalut kesucian cinta. Buku ini membahas tentang sejarah rumah tangga Khadijah dan Fatimah. Banyak teladan yang dapat diterapkan bagi yang akan menikah, maupun yang sudah berumah tangga. Bekal untuk saling menguatkan dalam menyikapi problematika.

Buku dua tampilan kaver dalam satu jilid ini bisa dijadikan rujukan menuju rumah tangga penuh berkah. Dalam buku ini, sosok dua muslimah teladan itu dicatat sebagai epos emas penuh hikmah. Inilah teladan untuk para muslimah sepanjang zaman dalam membina mahligai rumah tangga—sebagai istri bagi suaminya, sekaligus  ibu bagi anak-anaknya.

*) resensi ini pernah dimuat di harian Radar Sampit, Minggu 14 April 2019, halaman 16

  • Judul : 1. The Golden Stories of Khadijah &  Fatimah
  • Penulis : Badiatul Roziqin
  • Penerbit : Semesta Hikmah
  • Cetakan : I, 2018
  • Tebal : vi + 186 dan viii + 160 halaman
  • Keterangan : Buku dua tampilan dalam satu jilid
  • Peresensi : Tri Jazilatul Khasanah

There are no comments yet, add one below.

Berikan Komentar/Review Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Form yang wajib di isi ditandai *

 
Chat via Whatsapp