Terpopuler:

Menggali Bakat Terpendam

30 Desember 2019 - Kategori Blog

Remaja masa kini banyak yang salah menentukan arah. Mereka bingung dalam menemukan jati diri, bahkan cenderung mengikuti gaya hidup hedonisme. Tanpa memperhitungkan apakah sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri atau sekadar tuntutan zaman. Mereka sibuk menyelami dunia orang lain dan mengikuti peran orang lain. Padahal kebiasaan tersebut akan menenggelamkan kemampuan dirinya sendiri.

Remaja perlu menentukan jalan hidup dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Kuncinya adalah mengenali dirinya sendiri. Melalui buku “Siapa Aku? Apa Bakatku?” Prabu Ganendra mengajak pembaca dalam menemukan jati diri dan potensi diri.

Mengenali diri sendiri merupakan fondasi untuk mengembangkan diri. Caranya pahami diri sendiri. Memang tidak mudah, tetapi seharusnya ini dilakukan setiap orang. Mempelajari tentang diri sendiri jauh lebih penting dibandingkan dengan mempelajari orang lain. Banyak orang melakukan kesalahan hanya karena tidak mampu memahami dirinya sendiri (hal 5).

Manfaat mengenali diri sendiri akan membawa kita menjadi pribadi yang mampu menempatkan diri sesuai kapasitas yang dimiliki. Sehingga, potensi yang terpendam akan tampak di permukaan. Dengan mengenali potensi yang ada, akan membuat kita mudah untuk mengembangkan potensi tersebut.

Ketika kita sudah mulai mengenali diri sendiri, jangan lupa untuk menerima siapa diri kita. Ini langkah besar menjadi orang hebat. Menurut tokoh psikolog, Abraham Maslow, ciri dari individu yang mengaktualisasikan diri salah satunya adalah menerima apa adanya. Menerima diri sendiri pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas serta bakat-bakat, dan pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri (hal 11).

Menghargai siapa diri kita pun juga sangat diperlukan. Menghargai diri sendiri menjadi tolak ukur kesuksesan di masa depan. Caranya dengan seperti apa kita memandang diri sendiri. Menghargai siapa diri kita akan membuat kita merasa berharga. Karena ketika kita telah menghargai diri sendiri, maka kita juga mencintai diri kita dan percaya bahwa kita yang terbaik.

Jadilah penentu impian diri kita sendiri. Karena banyak dari kita sering terperdaya akan kesuksesan orang lain. Padahal belum tentu kesuksesan yang didapat orang lain sesuai dengan jati diri kita. Alhasil, kita akan kurang menikmati proses dari impian kesuksesan orang lain. Seringnya kita menjalani hidup sebagaimana standart umum, tanpa mampu menjadi pengendali sesuai keinginan hati.

Tidak ada masalah menggunakan standart oranglain. Yang menjadi masalah adalah bila kamu sekadar ikut-ikutan, mengikuti apa saja yang sedang populer di sekitarmu. Akibatnya kamu tidak bisa merasakan kepuasaan hidup yang sesungguhnya, karena hidup yang kamu jalani bukanlah yang menjadi tujuan dan impian hidupmu sendiri (hal 47-48).

Apa pun masalah kita hari ini, jangan pernah mengadili diri sendiri. Karena keberadaan kita di bumi untuk sebuah tujuan mulia. Disadari atau tidak, keberadaan kita dibutuhkan dan diperhitungkan untuk suatu keadaan yang lebih baik. Kita harus tahu bahwa hidup kita sangat berarti dan begitu berharga.

Jika kamu memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, kamu akan semakin sulit menemukan potensi dirimu, dan kamu tidak akan termotivasi menjalani hidup ini. Sebaliknya bila kamu selalu siap menghadapi setiap masalah, kamu seakan memiliki semangat berlebih untuk mencapai tujuan (hal 91).

Orang-orang di sekitar kita juga memiliki andil dalam langkah kesuksesan kita. Mereka bagaikan sebuah cermin. Cermin yang memberitahukan apa kekurangan dalam diri kita. Sehingga sepatutnya kita bergembira ketika ada yang memperlihatkan kekurangan kita, karena dengan demikian, kita menjadi tahu dan mengevaluasi diri.

Buku ini memberikan banyak nasihat yang bisa menjadi bahan motivasi dan evaluasi diri. Penulis merasa prihatin dengan kondisi remaja yang penuh kegalauan dalam menentukan jati dirinya. Sehingga buku ini bisa menjadi kompas dalam menemukan potensi dan jati diri kita.

*) resensi ini pernah dimuat di harian Radar Sampit, Minggu 23 Juni 2019, halaman 16

  • Judul : Siapa Aku? Apa Bakatku?
  • Penulis : Prabu Ganendra
  • Penerbit : Semesta Hikmah
  • Cetakan : I, 2018
  • Tebal : vi + 154 halaman
  • Peresensi : Tri Jazilatul Khasanah

There are no comments yet, add one below.

Berikan Komentar/Review Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Form yang wajib di isi ditandai *

 
Chat via Whatsapp